Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen Sumber Daya Manusia
BAB 5
PERENCANAAN KEPEGAWAIAN

Prakiraan permintaan sumber daya manusia; bagaimana mengaitkan rencana bisnis dengan permintaan sumber daya manusia; serta berbagai faktor yang dapat mempengaruhi permintaan sumber daya manusia dan teknik proyeksi permintaan tersebut.

A.      PERENCANAAN KEPEGAWAIAN
Perencanaan kepegawaian (employment planning) mencakup prakiraan kebutuhan pegawai di masa depan dari berbagai kategori pekerjaan, mernprediksi suplai karyawan saat ini dan di masa depan dari bertagai kategori pekerjaan, dan membandingkan permintaan sumber daya manusia dengan suplai yang ada. Prakiraan permintian karyawan berarti penentuan jumlah karyawan pada setiap kategori pekerjaan tertentu yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi. Prakiraan suplai karyawan berarti penentuan jumlah karyawan dalam kategori pekerjaan tertentu yang tersedia untuk kepe­gawaian. Perencanaan kepegawaian melibatkan tiga tahap: (1) analisis permintaan sumber daya manusia,         (2) analisis sumber daya manusia yang tersedia, dan (3) rekonsiliasi permintaan dan suplai sumber daya manusia yang tersedia.

1.        Analisis Permintaan Sumber Daya Manusia
Prakiraan (forecasting) adalah proses penggunaan peritiwa-peristiwa di masa lalu untuk membuat prediksi sistematik tentang hasil atau trend di masa depan. Prakiraan dilakukan untuk mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas, perilaku, dan dampak tindakan organisasional. Prakiraan memiliki peran penting, tidak hanya dafam fungsi perencanaan saja, tetapi juga dalain, keseluruhan proses manajemen. Prakiraan sering dianggap sebagai salah satu  masukan utama terhadap  proses peren­canaan organisasional. Meskipun demikian, kualitas prakiraan ditentukan oleh kualitas dan validitas informasi yangdigunakan untuk membuat prediksi. Penilaian kualitas dan validitas informasi merupakan pekerjaan yang sulit karena hal ini biasanya diperoleh hanya melalui pengalaman dan waktu.
Analisis permintaan (demand analysis) menetapkan kebutuhan sumber daya manusia di masa depan. Prakiraan sumber daya manusia (human resources forecasting) berusaha menentukan sumber daya manusia bagaimana yang dibutuhkan oleh organisasi demi mempertahankan pertumbuhannya serta memanfaatkan peluang di masa depan. Prakiraan sumber daya manusia tidaklah harus menghasilkan estimasi akurat akan kebutuhan sumber daya manusia masa depan agar dapat dikatakan bermanfaat. Proses prakiraan itu sendiri, terlepas dari angka-angka yang dihasilkan, memudahkan proses perencanaan. Prakiraan menyebabkan manajer wajib memikirkan masa mendatang serta mengantisipasi berbagai peristiwa yang kemungkinan terjadi, meskipun peristiwa tersebut pada akhirnya tidak seperti  yang  didugasemula.

2.        Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan. Sumber Daya Manusia
Terdapat banyak faktor yang mcmpengaruhi jumlah permintaan sumber daya manusia. Faktor tersebut dapat dikategorikan atas:
§  Perubahan lingkungan eksternal
§  Perubahan kondisi organisasi
§  Perubahan kondisi tenaga kerja

Perubahan Lingkungan Eksternal.
Perubahan linkungan eksternal sulit diprediksi oleh spesialis sumber daya manusia dalam jangka pendek, bahkan kadangkala dalam jangka panjang sekalipun. Perubahan ini mempunyai dampak besar, namun sulit diestimasi. Meskipun prediksi perekonomian sangat sulit dilakukan secara akurat, tingkat aktivitas perekonomian perlu dicemarti tatkala merencanakan kebutuhan sumber daya manusia.
Perubahan Kondisi Organisasi.  Pada saat organisasi merespons perubahan Iingkungannya, keputusan dibuat untuk memodifikasi rencana strategik. Rencana strategik mengikat perusahaan kepada tujuan jangka panjang seperti tingkat pertumbuhan dan produk baru, pasar, atau jasa. Tujuan ini menentukan jumlah dan tipe karyawan yang dibutuhkan di masa depan. Apabila tujuan jangka. panjang ingin dipenuhi, spesialis sumber daya  manusia  harus  menyusun rencana sumber daya jangka panjang yang memasukkan rencana strategik tersebut. Dalam jangka pendek, rencana strategik menjadi operasional dalam bentuk anggaran. Kenaikan ataupun penurunananggaran mendatangkan pengaruh jangka pendek yang sangat berarti atas kebutuhan sumber daya manusia.
Perubahan Kondisi Tenaga Kerja Kebutuhan   tenaga    kerja perusahaan saat ini juga mem pengaruhi kebutuhan akan tenaga kerja baru. Apabila teknologi perusahaan berubah, dan sekiranya lini produk baru menggantikan lini produk lama, maka sangat mungkin tenaga kerja saat ini perlu dilatih kembali; atau, jikalau tidak, darah baru mestilah disuntikkan ke dalam perusahaan dari teknis dan profesional guna mengisi posisi tertentu. Selain itu, kekosongan dapat terjadi di posisi kunci (eksekutif, teknis dan profesional) di mana tidak ada  orang-yang kompeten di dalam organisasi. Situasi ini m'emerlukan pengangkatan dari luar.

3.        Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Teknik Prakiraan Sumber Daya Manusia
Organisasi-organisasi yang berbeda mempunyai kebutuhan yang berlainan, sehinga prakiraan harus dibuat bersesuaian. Jumlah rincian yang di dapat bervariasi menurut ukuran orga­nisasi, akurasi informasi yang tersedia, dan rencana khusus yang telah diperhitungkan. Perhitungan ini mempengaruhi prakiraan dalam beberapa
a.         Tipe Organisasi Perusahan manufaktur cenderung lebih kompleks daripada organisasi jasa sejauh perusahaan itu terdiri atas beberapa departemen yang berbeda dan beragam pekerjaan.
b.        Ukuran Organisasi Ukuran organisasi mempunyai imbas langsung terhadap prakiraan. Hal ini bermakna bahwa semakin banyak jumlah karyavVialcian besar jumlah pegawai khusus, dan semakin banyak pula pekerjaan. Di samping itu, organisasi yang lebih besar cenderung beroperasi di kawasani geografis yang lebih luas—nasional, regional, dan internaional.
c.         Penyebaran Organisasi  Semakin organisasi tersebar secara geografrs, semakin rentan karyawan terhadap perbedaan tekanan pasar tenaga kerja yang kompetitif.
Akurasi Informasi ketepatan informasi.yang tersedia mengarah kepada batasan praktis
pada tingkat rincian yang dikembangkan. sebagai contoh , sebelum era kepedulan terhadap polusi ­dan kesulitan energi nuklir, pertumbuhan tenaga listrik berjalan baik selama beberapa tahun dengan cara yang agak teratur dan terprediksi, dan perusahaan pembangkit tenaga listrik mampu membuat rencana rinci perihal kebutuhan sumber daya manusia dan organisasi mereka.

4.        Teknik Prakiraan Permintaan Sumber Daya Manusia
Prakiraan kebutuhan sumber daya manusia meliputi dua periode waktu yang berbeda: prakiraan jangka pendek (short-term forecasting) dan prakiraarr  jangka panjang (long-term forecasting. Dua periode ini berbeda dari segi teknik yang dipergunakan, implikasinya terhadap organisasi, dan orang-orang yang bertanggung jawab atas prakiraan tersebut.
Prakiraan jangka, pendek biasanya berarti memprediksi permintaan sumber daya manusia untuk periode satu tahun. Namun demikian, prediksi jangka pendek bisa pula berjangka selama-lamanya dua tahun, seperti pada perusahaan-perusahaan minyak dan baja, dan sesingkat-singkatnya tiga sampai enam bulan untuk perusahaan konstruksi atau perusahaan pembuat pesawat terbang. Tanggung jawab atas prakiraan jangka pendek umumnya berada ditangan penyelia dan manajer unit.
Prakiraan jangka panjang normalnya mencakup jangka waktu dua sampai sepuluh tahun, dan umumnya disesuaikan setiap tahun secara bergulir. Sebagai contoh, prediksi berjangka menjadi berjangka tiga-tahunan dan sebuah prediksi empat-tahunan yang baru lantas disusun.
Pertimbangan penting dalam prakiraan jangka pendek mau pun jangka panjang adalah pada perubahan produktivitas yang lebih tinggi per karyawan dapat mengurangi permintaan tenaga kerja. Perubahan produktivitas karena pengalaman dan pelatihan dapat diprediksi dengan beberapa tingkat kepastian berdasarkan pengalaman sebelumnya dengan karyawan sekarang. Sekalipun demikian, perbaikan produktivitas karena kemajuan teknologi jauh lebih sulit diestimasi karena manajer tidak mengetahui sebelumnya apakah akan terjadi terobosan teknologi.
Teknik prakiraan yang canggih jarang dikembangkan di dalam perusahaan yang tidak pernah  memprediksi sumber daya manusia pada masa-masa sebelumnya. Teknik yang diterapkan cenderung berkembang sepanjang waktu, mulai dari yang tidak begitu formal, agak sederhana, sampai yang sangat canggih. Dalam analisis final, teknik kuantitatif yang rumit dan teliti tidak dapat meng­gantikan perlunya pertimbangan (judgment) manajemen, meskipun teknik itu dapat membantu memperbaiki pertimbangan tersebut.
Tersedia bermacam-macam teknik prakiraan permintaan sumber daya manusia dengan beragam tingkat kompleksitasnya. Berbagai teknik prakiraan yang dapat dipergunakan meliputi:
1. Teknik prakiraan jangka pendek
A.      Anggaran
B.       Beban kerja
2.    Teknik prakiraan jangka panjang
A.   Permintaan unit dan permintaan organisasional
B.    Pendapat para pakar
C.    Model probabilistik/stokastik
D.    Analisis trend
E.     Analisis Markov
F.     Model prakiraan agregat

Anggaran
Bagi kebanyakan organisasi, prakiraan kepegawaian jangka pendek dilakukan melalui proses penganggaran (budgeting). Para manajer diharapkan menentukan jenis sumber daya yang mereka blitufikan untuk periode bisnis mendatang. Apabila mereka membutuhkan tambahan karyawan untuk mengisi posisi baru yang dibutuhkan oleh unit mereka, maka informasi ini haruslah dimasuk­kan di dalam anggaran. Anggaran (budget) menunjukkan rencana aktivitas bisnis di masa depan yang mencakup sumber daya keuangan dan modal serta kebutuhan sumber daya manusia.  Meskipun manager sering terganggu oleh waktu yang tersita untuk penyusunan anggaran, waktu yang ada biasanya dimanfaatkan dengan baik dan dapat memiliki dampak yang besar terhadap kesuksesan dan efektivitas unit bersangkutan.

Analisis Beban Kerja
Metode paling akurat untuk prakiraan jangka pendek adalah dengan menggunakan informasi inuatan kerja (work content) sesungguhnya berdasarkan analisis pekerjaan terhadap kerja yang perlu diselesaikan. Teknik analisis beban kerja (workload analysis) memerlukan penggunaan rasio atau pedoman penyusunan staf standar dalam upaya mengidentifikasi kebutuhan sumber daya manusia. Analisis beban kerja mengidentifikasi banyaknya karyawan maupun tipe karyawan yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasional. Langkah pertama adalah mengidentifikasi seberapa banyak keluaran yang hendak dicapai organisasi. Hal ini selanjutnya diterjemahkan ke dalam jumlah jam kerja karyawan di setiap kategori pekerjaan yang akan diperlukan untuk mencapai tingkat keluaran  tersebut. Apabila tingkat keluaran diperkirakan berubah, maka perubahan pekerjaan dapat diprediksi dengan mengkalkulasi berapa banyak jam kerja karyawan yang dibutuhkani.

5.        Permintaan Unit dan Permintaan Organisasional
Teknik permintaan unit (unit demand) merupakan pendekatan bawah-atas (bottom-up). Penyelia memperkirakan jumlah karyawan yang dibutuhkan dalam periode waktu tertentu dan melaporkan hal itu kepada atasannya. Penyelia kemudian mengumpulkan prediksi dari setiap unit yang diawasi-nya dan mengkalkulasi permintaan dari unit tersebut. Para manajer terlibat secara aktif dalam jenis teknik prakiraan ini dengan memberikan estimasi kebutuhan, sedangkan spesialis sumber daya manusia memberikan pengarahan dengan memusatkan perhatian pada estimasi yang dibuat atau hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam membuat estimasi. Teknik permintaan unit mengharus­.kan para manajer mengetahui aktivitas usaha apa yang dijalankan oleh unit-unit mereka di tahun mendatang dan berapa banyak karyawan yang akan dibutuhkan tahun demi tahun untuk meraih sasaran bisnis tersebut. Setelah informasi ini diperoleh melalui setiap manajer unit, kemudian dijum­lah agar mernbentuk prakiraan keseluruhan bagi organisasi. Teknik permintaan unit untuk prakiraan jangka panjang merupakan perluasan teknik prakiraan jangka pendek yang telah dijelaskankan sebe­lumnya.
Teknik permintaan organisasional (organizational demand) merupakan pendekatan atas-bawah (top-down approach). Daru am  najemen t noam iliceputusan mengenalah karyalam teknik ini, manajemen puncak mengambil keputusan mengenai jumlah karyawan yang dibutuhkan dalam berbagai kategori pekerjaan di seluruh organisasi berdasarkan  estimasi kebutuhan tenaga keria untuk memenuhi rencana strategik. Misalnya, manajemen puncak dapat rnemerintahkan agar tenaga operator komputer perusahaan dilipatgandakan guna menunjang ekspansi usaha yang sedang giat dilakukan.

Pendapat Pakar
Dalarn situasi tertentu, seperti pengenalan teknologi baru atau adanya perubahan peraturan baru pemerintah menyangkut penyusunan staf, seorang manajer mungkin tidak memiliki pengetahuan tentang bagaimana memprediksi dengan baik orang-orang yang dibutuhkan ataupun yang tersedia untuk melakukan sebuah pekerjaan. Dalam keadaan seperti ini, pakar dapat menyodorkan pertimbangan terbaik menyangkut permintaan sumber daya manusia guna rnembantu mencapai tujuan organisasi. Pendapat pakar (expert opinion) dapat berasal dari sekelompok pakar ataupun individu perorangan, seperti direktur sumber daya manusia atau spesialis perencanaan jangka panjang.
Salah satu cara untuk memperkuat pendapat pakar adalah dengan mengkombinasikan pendapat berbagai pakar. Tiga cara untuk mengkombinasikan informasi ini meliputi pengumpulan Pendapat (pooling), konsensus kelornpok, dan teknik Delphi (Delphi technique). Estimasi dapat dikumpulkan dengan meminta para pakar untuk menyerahkan pendapat pribadi mereka dan kemudian secara sederhana merata-rata estimasi mereka tersebut. Metode yang kedua adalah dengan mengundang para pakar secara bersama-sama dalam diskusi kelompok dan meminta mereka membuat konsensus atau kesepakatan. Konsensus kelompok akan lebih akurat daripada pengumpulan informasi yang terpisah-pisah. Metode yang ketiga adalah teknik Delphi, yang terdiri atas para pakar (biasanya tranajer departemen) yang menjawab serangkaian kuesioner atau wawancara guna memberikan estimasi mereka yang terbaik menyangkut situasi di masa depan. Dalam teknik Delphi, diskusi langsung di antara para pakar dihindari karena perbedaan status pekerjaan di antara anggota-anggota kelompok dapat menyebabkan beberapa orang mengelak untuk mengkritik pakar yang lainnya dan mengkompromikan ide-ide mereka. Untuk menghindari hal ini digunakanlah penengah (intermediary). Tugas penengah adalah mengumpulkan, meringkas, dan melontarkan umpan balik kepada para pakar mengenai informasi yang dihasilkan secara independen oleh pakar lainnya dalam putaran prakiraan. Sekiranya ada pandangan seorang pakar yang tidak konsisten dengan anggota kelompok yang lain, pakar bersangkutan lantas diminta memberikan alasan mengapa dia berpikiran demikian.

Pemilihan Teknik Prakiraan Permintaan Sumber Daya Manusia
Tidak semua teknik prakiraan di atas tepat untuk semua organisasi dan situasi, sehingga spesialis sumber daya manusia harus memilih metode mana yang paling sesuai bagi organisasinya. Faktor­faktor yang perlu dicermati tatkala memilih teknik prakiraan sumber daya manusia adalah:
·      Stabilitas dan kepastian. Tidaklah laik menggunakan metode yang sangat bergantung pada masa lalu sekiranya organisasi dan lingkungan berubah secara cepat dan dengan cara yang tidak terduga. Kebijakan sumber daya manusia yang sehat mungkin sangat unggul dalam situasi ini. Bermanfaat pula untuk memprediksi beberapa skenario, dengan seperangkat asumsi yang berbeda di dalam setiapnya.
·      Ketersediaan data. Seberapa akurat dan lengkap data masa lalu menyangkut jumlah, keahlian, dan arcs karyawan? Apabila datanya tidak tersedia, beberapa pendekatan statistikal tidak dapat dipakai.
·      Jundah karyawan. Beberapa teknik statistikal, seperti analisis Markov dan analisis regresi, dapat diandalkan hanya untuk jumlah karyawan yang banyak. Jumlah karyawan yang sedikit mungkin lebih membutuhkan pertimbangan manajemen.
·      Sumber daya yang tersedia. Seberapa lama, daya komputasi, dan kapabilitas statistikal yang tersedia untuk menyusun proyeksi?
·      Kredibilitas kepada manajemen. Akankah manajer kunci me: ierima proses dan meyakini prediksi­nya? Kadangkala metode yang lebih sederhana yang membutuhkan manajemen yang substansial mtanpunyai kredibilitas yang lebih tinggi, kendatipun di dalam organisasi berteknologi tinggi pembuatan model yang canggih mungkin diterima dengan cepat.
·      Harison waktu. Metode yang bersifat kebijakan mungkin lebih unggul dalam mengantisipasi arr trend jangka panjang yang kompleks, meskipun metode statistikal barangkali lebih akurat dabrn jangka pendek.

ANALYSIS INTERNAL SUMBER DAYA MANUSIA
Setelah departemen sumber daya manusia mernbuat proyeksi kebutuhan sumber daya manusia di masa depan, langkah berikut ini aadalah menganalisis sumber daya manusia yang tersedia. Analisis sumber daya manusia memproyeksikan suplai sumber daya manusia yang tersedia, saat ini ke masa depan untuk memprediksi suplai sumber daya manusia yang akan tersedia selama periode yang direncanakan.
Suplai internal berasal dari karyawan yang ada sekarang, yang dapat dipromosikan, ditransfer, atau diberhentikan guna rnernenuhi kebutuhan yang telah diantisipasi sebelumnnya. Sedangkan sumber suplai eksternal berasal dari orang-orang yang ada di pasar tenaga kerja. Sumber suplai eksternal juga mencakup orang:orang yang belum bekerja dan karyawan perusahaan lain.
            Langkah berikutnya dalam menganalisis ketersediaan sumber daya manusia adalah proyeksi ketersediaan sumber daya saat ini ke masa.depan untuk mengestimasi suplai sumber daya  manusia yang tersedia selama tahun yang direncanakan. Suplai yang ada saat ini akan mengalami perubahan beberapa akan dipromosikan, mengundurkan diri, pensiun,  ditransfer,  dan seterusnya. Prakiraan suplai yang tersedia meliputi prakiraan perpindahan atau aliran tenaga kerja, 'sehingga menyesuaikan ketersediaan tersebut
.
Faktor Yang Perlu Dipertirnbangkan
            Meskipun suplai sumber daya manusia tampaknya lebih mudah ditentukan daripada kebutuhan yang diproyeksikan, ada pula beberapa kerumitan dalam keputusan seperti ini. Ketika memproyeksi­kan suplai sumber daya manusia di masa depan, faktor berikut biasanya dipertimbangcan:
ü Ketidakhadiran
ü Putaran karyawan
ü Persediaan sumber daya manusia saat ini
ü Tingkat produktivitas
ü Perpindahan di antara pekerjaan-pekerjaan
Ketidakhadiran
            Ketidakhadiran (absenteeism) adalah kondisi yang terjadi karena seseorang tidak bisa bekerja ketika jadwalnya untuk bekerja. Ketidakhadiran tentu saja bakal mengurangi jumlah orang yang tersedia untuk melaksanakan pekerjaan. Umumnya, semakin banyak karyawan yang tidak hadir, kian banyak orang yang harus dikaryakan. Ketidakhadiran karyawan yang berlebihan dapat rnenghancurkan produktivitas dan keuntungan perusahaan secara signifikan, serta meman­cing berbagai masalah bagi penyelia dan karyawan yang menggantikannya. Biaya ketidakhadiran yang ditanggung organisasi paralel dengan jumlah tenaga kerjanya.
            Dua masalah sumber daya manusia yang sering dijadikan sebagai indikator efektivitas organi­sasional adalah ketidaktiadtran dan putaran karyawan (turnover). Apabila statistik ketidakhadiran dan putaran karyawan melonjak, maka manajer perlu mengevaluasi situasi dan menentukan apakah kenaikan statistik itu dikarenakan kondisi kerja yang semakin buruk atau karena sebab lain. Ketidakhadiran dapat menjadi substitusi terhadap putaran karyawan, khususnya manakala tidak banyak alternatif pekerjaan  yang tersedia.

Putaran Karyawan  
            Putaran karyawan merupakan tingkat perpindahan melewati batas keanggotaan dari sebuah organisasi. Putaran karyawan, sebagai mana halnya ketidakhadiran, akan menambah jumlah orang yang dibutuhkan. Putaran karyawan menyita perhatian manajemen perusahaan karena mengganggu aktivitas usaha, menimbulkan masalah moral kerja para karyawan yang         dan melambungkan berbagai biaya rekrutmen, wawancara, tes, pengecekan referensi, biaya administrasi pemrosesan karyawan baru, tunjangan, orientasi, serta biaya peluang yang hilang karena karyawan baru harus mempelajari keahlian yang baru.
            Tingkat putaran karyawan yang tinggi yang meliputi pengunduran diri secara sukarela, terminas oleh perusahaan, dan pensiun berarti bahwa departemen sumber daya manusia harus secara konstan merekrut karyawan baru. Tingkat putaran karyawan yang tinggi merupakan ukuran yang sering digunakan sebagai indikasi adanya masalah yang mendasar pada organisasi. Karena putaran kar­yawan dapat sedemikian mahalnya,  organisasi perlu menekannya sampai ke tingkat yang wajar. Namun demikian, mempertahankan tingkat putaran sebesar nol tidaklah realistik dan bahkan tidak dikehendaki. Jumlah putaran tertentu diperlukan karena para karyawan mengembangkan keahlian baru dan dipromosikan ke tingkat tanggung jawab yang lebih besar.

Persediaan Sumber Daya Manusia Saat Ini
          Catatan personalia haruslah diringkas dengan cara yang sistematik supaya bisa menunjukkan tenaga yang tersedia di berbagai peketjaan dan unit di dalam organisasi. Sebagai contoh, persediaan keahlian rnemperlihatkan tenaga berkeahlian tertentu yang saat ini tersedia di dalam perusahaan. Pengisian catatan berdasarkan unit organisasional memiliki manfaat pengelompokkan catatan dengan cara yang paling bermanfaat dalam perencanaan sumber daya manusia.
Tingkat Produktivitas
            Proyeksi kebutuhan sumber daya manusia di masa depan sering dilakukan berdasarkan pengalaman sebelumnya, Contoh, manajemen menganggap bahwa analisis terhadap rasio menunjukkan bahwa penjualan rata-rata per karyawan tahun lalu Rp250.000 per tahun. Telaah atas perubahan produktivitas rnemperlihatkan bahwa penjualan rata-rata per orang telah melesat pada tingkat 10 persen per tahun. Jikalau proyeksi penjualan tahun berikutnya Rp25 juta, manajemen kurang bijak dengan mengantisipasi kebutuhan 100 orang tenaga penjual (Rp25 juta dibagi Rp250.000), melainkan hanya 91 orang saja karena manajemen memprediksi peningkatan produktivitas per orang mencapai Rp275.000. Karena teknologi telah mengangkat tingkat produktivitas tenaga kerja, jumlah orang yang dibutuhkan per unit keluaran akan merosot.

Teknik Analisis Suplai Internal Sumber Daya Manusia
            Tersedia beberapa teknik untuk menganalisis suplai internal sumber daya manusia. Teknik-teknik yang ada di antaranya adalah:
  • Persediaan keahlian
  • Bagan penggantian

Persediaan Keahlian
            Persediaan keahlian (skills inventory memaparkan keahlian dan pengetahuan para karyawan, dan umumnya unakan untuk mengambil keputusan penempatan dan promosi. Setiap organisasi harus mengidentifikasi keahlian-keahlian kritis yang dibutuhkan agar membuatnya efektif, dan menyusun persedialin keahlian dari kalangan karyawannya. Informasi tertentu yang disimpan dalam persediaan keahlian bervariasi di seluruh organisasi, dan boleh saja hanya mencakup nama, usia, pendidikan, posisi sekarang, penugasan perusahaan di masa lalu, dan penilaian potensi di masa depan.
            Persediaan keahlian merupakan alat yang sangat berguna untuk mempromosikan sumber daya manusia yang lebih balk, pengkaryaan sumber daya manusia yang lebih adil, dan program sumber daya manusia yang lebih  akurat. Tetapi  untuk menyadari tujuan ini, pemakai harus mengetahui informasi yang tertera pada persediaan keahlian, bagaimana mendapatkan akses terhadapnya, dan bagaimana menafsirkannya. Pernyataan yang jelas menyangkut rahasia karyawan dan dampak potensialnya harus dinyatakan secara sistem semacam itu.

Kelemahan Persediaan Keahlian               
                Persediaan keahlian barangkali tidak akan berhasil tanpa dukungan penuh dan berkesinambungan dari manajemen puncak. Namun struktur organisasi ter­tentu, terutama yang berdasarkan fungsional, tidaklah kondusif bagi implementasi persediaan keah­lian yang efektif. Filosofi perusahaan yang menggalakkan manajemen partisipasif dapat mem­pengarufii pelaksanaan sistem persediaan keahlian secara tidak menguntungkan.
                Persediaan keahlian bukanlah alat yang sekali tekan tombol akan berjalan sendiri. Persediaan keahlian membutuhkan pembenahan dan perubahan secara konstan supaya senantiasa responsif terhadap persyaratan kebutuhan perubahan dunia usaha. Instrumen ini juga memerlukan tingkat pertimbangan yang tinggi dalam memastikan penggunaan yang benar. Beberapa masalah khusus yang mungkin menghadang dalam pelaksanaan sistem persediaan keahlian adalah:
·             Kedaerahan (provincialism). Sebelum munculnya sistem sumber daya manusia berbantuan kom­puter, banyak seleksi yang dibuat hanya berdasarkan pada orang-orang yang diketahui manajer saja. Beberapa manajer masih ingin bekerja dengan cara semacam ini dan merasa tidak memer­lukan bantuan alat manajemen tersebut. Kadangkala banyak manajer yang terkejut ketika menjumpai kenyataan baitwa persediaan keahlian membantu mereka menetnukan calon yang memenuhi syarat yang tidak mereka sadari sebeltunnya.
·      Data manajerial. Persediaan keahlian jauh Iebih balk dalatn menyajikan kekhususan dalam bidang teknik dan pendidikan daripada menemukan dan mengevaluasi keinampuan manajerial. Sebagian masalah ini karena pekerjaan manajer lebih sukar digambarkan dan kinerjanya Iebih sulit dievaluasi daripada seorang insinyur ataupun akuntan.
·      Penyalahgunaan sistem dan tidak adanya pentaka Ian. Ada dua jenis penyalahgunaan:
ü  Manajer mengajukan permintaan sekedar berdasarkan pada akan menyenangkan untuk mengetahui
ü  Permintaan pencarian data yang tidak didukung oleh permintaan yang bonafid yang telah dianggarkan dan disetujui oleh fungsi perencanaan organisasi. Sebagai contoh, manajer memanfaatkan sistem untuk membajak orang ke bagian lain perusahaan.
ü  Manajer tidak terbiasa dengan sistem dan cenderung mencari terlalu banyak karakteristik, dan akibatnya menghilangkan kemungkinan tnenentukan seorang kandidat.

Bagan Penggantian
            Meskipun persediaan keahian mendaftar keahlian-keahlian individu, bagan penggantian mendaftar individu-individu yang dapat berpindah ke peran pekerjaan kunci di dalam organisasi. Bagan penggantian (replacement chart) adalah representasi visual tentang siapa menggantikan siapa manakala terdapat lowongan jabatan. Bagan ini mendaftar karyawan-karyawan yang tersedia untuk promosi atau transfer, serta peran kerja setiap karyawan saat ini, tingkat kesiapan, keahlian, dan kesediaan untuk pindah. Bagan penggantian membantu perencana untuk memprediksi perpindahan di antara peran-peran kerja dengan mengindentifikasi calon yang paling slap.
            Bagi organisasi yang berskala agak kecil, bagan ini tidak begitu dibutuhkan karena manajemen puncak dapat mengingatnya luar kepala. Sungguhpun demikian, bagan penggantian memungkinkan pendokumentasian pengetahuan, keahlian, dan kemampuan karyawan. Hal ini membantu peng­ambilan keputusan manakala pengetahuan informal tidak begitu lengkap atau tidak obyektif.

Kelemahan Bagan Penggantian
Kelemahan yang melekat pada bagan penggantian meliputi
Ø  Hanya sedikit pertimbangan pada persyaratan posisi yang sebenarnya, atau pada kemungkinan perubahan pekerjaan yang akan terjadi manakala pemegang jabatan sukses.
Ø  Identifikasi cadangan atau kandidat pengganti sangat subyektif, bertumpu pada pengetahuan pribadi atas calon yang dinominasikan. Sangat jarang indikator yang obyektif atas kinerja, kemampuan individu, atau pencapaian di masa lalu. Bahkan, data biografi pokok pun sering tidak diperhitungkan.
Ø  Kandidat yang sangat potensial barangkali memenuhi syarat bagi lebih dari satu posisi mana­jemen, tetapi mungkin "dikotakkan" secara vertikal. Perencanaan penggantian lebih berorientasi­kan lini, atau sebagai alternatif mungkin disebutkan untuk beberapa posisi, sehingga menun­juldcan kesan yang salah pada kedalaman manajemen.
Ø  Perencanaan berorientasi terpisah-pisah dan sangat vertikal; jarang ada ketentuan untuk perpin­dahan lateral atau diagonal melintasi unit organisasional.
Ø  Individu sangat jarang memberi masukan apapun perihal penilaian dan minat karirnya.
Ø  Bagan penggantian jarang membuahkan hasil dalam perpindahan yang direncanakan atau dalam aktivitas pengembangan lainnya; proses sering static, tidak lebih dari pembuatan kertas kerja tahunan belaka.

ANALISIS SUPLAI EKSTERNAL SUMBER DAYA MANUSIA
                Tidak setiap  lowongan di masa depan dapat diisi oleh karyawan-karyawan yang ada sekarang. Beberapa pekerjaan kekurangan penggantiau untuk mengisi lowongan manakala hal itu terjadi. Pekerjaan lainnya adalah posisi entry-level, yakni, merupakan pekerjaan awal yang diisi dengan orang-orang yang tidak bekerja saat ini di dlalarn perusahaan. Tanpa adanya kandidat internal kebutuhan suplai eksternal sumber daya manusia akan mencuat.

Kebutuhan Eksternal
                Pertumbuhan perusahaan dan efektivitas departemen sumber daya 'manusia sangat menentukan kebutuhan akan pengisian ke dalam orang-orang dari luar perusahaan. Pertumbuharibiasanya menyebabkan lowongan entry level, terutama jikalau perusahaan mempromo­sikan dari dalarn untuk mengisi lowongan kerja yang ada.  Jumlah lowongan yang bukan entry level:  juga tergantung pada seberapa baik manajer dan departemen sumber daya manusia membantu kalangan karyawan dalam mengembangkan kapabilitas mereka. Sekiranya para karyawan tidak dipacu untuk memperluas kapabilitas mereka, mereka mungkin tidak akan siap mengisi lowongan di masa yang akan datang. Kekurangan pengganti yang dapat dipromosikan menciptakan keko­songan pekerjaan yang harus diisi secara eksternal.



Pasar Tenaga Kerja
Keberhasilan perusahaan dalam menemukan karyawan baru tergantung pada pasar tenaga  kerja'dan keahlian manajer dan spesialis di departemen sumber daya manusia. Fair  tenaga kerja yang relevan adalah pasar tempat perusahaan merekrut; luasnya pasar tergantung pada tingkat keahlian yang tengah dicari. Bagi pekerjaan dengan keahlian sangat -tinggi, pasar­ tenaga kerja yang relevan mungkin seluruh negeri. Pasar tenaga kerja untuk pekerjaan nonahli biasanya penduduk lokal.

PROGRAM REKONSILIASI PERMINTAAN DAN SUPLAI SUMBER DAYA MANUSIA
Alternatif tindakan untuk berbagai kondisi di antaranya meliputi:
Ø Tindakan terhadap adlnya kekurangan suplai sumber daya manusia.
Ø Tindakan terhadap adanya surplus suplai sumber daya manusia.
Ø Tindakan terhadap adanya permintaan dan suplai sumber daya manusia yang tinggi.
Ø Tindakan terhadap adanya permintaan dan suplai sumber daya manusia yang rendah.
Ø Alternatif penarangan biaya.

Tindakan Terhadap Adanya Kekurangan Suplai Sumber Daya Manusia
            Di saat proyeksi permintaan melebihi suplai; solusinya adalah pengangkatan lebih banyak karyawan. Hal ini dapat melibatkan perekrutan di sumber baru, pencarian kandidat secara lebih agresif, pelonggaran persyaratan masuk, dart perluasan pengkaryaan karyawan temporer atau karyawan yang sudah tua.
            Dalam jangka pendek, perusahaan hanya memiliki sedikit fleksibilitas untuk mengatasi keku­rangankaryawan. Perusahaan harus bergantung pada proses  penyusunan staf dari sumber eksternal untuk mencari karyawan baru. Dalam jangka panjang, tanggapan perusahaan bisa lebih luwes. Perusahaan dapat menggunakan proses penyusunan staf internal dengan cara menggandakan upaya­nya dengan meminta karyawan mengembangkan pengetahuan, keahlian, dan sikap yang diperlukan untuk rnengisi pekerjaan tersebut.

Tindakan Terhadap Adanya Surplus Suplai Sumber Daya Manusia
          Ketika suplai internal karyawan melampaui permintaan perusahaan, maka akan terjadi surplus karyawan ataupun keku­rangan bahan baku. Tersedia beberapa alternatif yang dapat diambil untuk kondisi kelebihan .karyawan.
            Sebagian besar perusahaan menyikapi surplus karyawan dengan membekukan pengangkatan  pegawai baru. Pembekuan pengangkatan ini menghentikan departemen sumber daya manusia untuk mengisi kekosongan dari sumber eksternal. Sebagian besar perusahaan menghindari pemberhentian dan pemutusan hubungan kerja dengan cara-cara seperti pengurangan pengangkatan pegawai baru (attrition), pensiun muda, penciptaan pekerjaan dan berbagi kerja.
          Jikalau perusahaan memiliki sejumlah karyawan yang mendekati perusahaan dapat mengurangi tenaga kerjanya dengan mendorong karyawan yang lebih tua supaya pensiun muda (early retirement). Kendatipun demiluan, untuk mendorong pensiun muda; perusahaan sering harus menawarkan insentif keuangan yang mungkin akan menggerogoti tabungan perusahaan yang tentu saja dapat ditutupi dengan pengurangan tenaga kerja.
            Bilamana terdapat surplus karyawan pada pada aras yang lebih tinggi, penurunan jabatan (demo­tkn) boleh dipakai untuk mengurangi tenaga kerja. Cara-cara yang dapat diterapkan meliputi: status pekerja yang lebih rendah dengan tingkat gaji yang sama atau gaji yang lebih rendah; status yang sama dengan kompensasi yang lebih rendah, dikeluarkan dari kenaikan gaji normal, mengurangi posisi dan penugasan ulang; dan transfer di luar jalur langsung. Penurunan pangkat sangat sulit diterima oleh karyawan dan banyak karyawan yang keluar karenanya.
            Untuk tenaga kerja lapisan bawah, mereka dapat disodori pekerjaan seperti pengecatan pabrik atau pekerjaan pemeliharaan pabrik lainnya agar mereka tetap dapat digaji. Metode yang paling langsung dalam :mengurangi jumlah karyawan adalah melalui  pemutusan hubungan kerja (PHK). Manajer harus mengambil keputusan pemutusan hubungan kerja sesegera mungkin, sehingga menaruh perhatian yang memadai kepada karyawan. Hal ini khususnya penting manakala akan ada PHK besar-besaran. Karyawan-karyawan yang akan di-PHK biasanya diberitahukan sebelum­nya umumnya 2 minggu  untuk  karyawan produksi, atau satu sampai dua bulan untuk karyawan­karyawan manajerial dan profesional. Karena PHK biasanya menimbulkan banyak kecemasan, karyawan yang akan di-PHK namanya harus disebutkan secepat mungkin begitu telah diambil keputusan PHK. Pada waktu di-PHK, karyawan  sepatutnya diberitahu mengenai setiap rencana pemanggilan mereka kembali untuk bekerja di kelak kemudian hari. Informasi ini memungkinkan karyawan yang di-PHK untuk merencanakan masa depan mereka. Dalam upaya mengurangi pukulan akibat PHK besar-besaran ini, perusahaan dapat melakukan presedur formal penempatan keluar (outplacement) yang membantu karyawan mencari kerja di perusahaan lain. Karyawan dapat dilatih dengan keterampilan seperti unta tugas. kesekretariatan, mengoperasikan mesin fotocopy, menjawab panggilan telefon, memelihara ruangan kantor, dan .berbagai.koterampilan lainnya.
Bagaimana manajer menetapkan siapa yang akan diberhentikan? Dua kriteria dapat digunakan: kinerja (merit) dan senioritas. Di masa lalu, karyawan paling senior yang paling akhir diberhentikan; pendekatan kedua yang digunakan sekarang adalah memberhentikan karyawan yang peringkat kinerjanya lebih rendah. Jikalau peringkat kinerja tidak akurat, serikat pekerja dapat menuntut adanya diskriminasi dalam pemberhentian karyawari.


Tindakan Terhadap Permintaan dan Suplai Yang Tinggi
            Sekiranya terjadi suplai dan  permintaan yang tinggi terhadap, tenaga kerja, maka alternatif tindakan yang dapat diambil adalah melalui seleksi, penempatan, dan promosi: Konsekuensinya, harus dilakukan upaya tertentu guna mencocokkan karyawan yang tersedia dengan kebutuhan perusahaan dengan cara yang paling efektif.

Tindakan Terhadap Permintaan clan Suplai Yang Rendah       
            Perusahaan dengan suplai dan permintaan sumber daya manusia yang rendah haruslah menaruh perhatian khusus terhadap rencana perusahaan, karena hal ini menunjukkan tingkat stagnasi pertumbuha perusahaan. Karena pengem­bangan sumber daya manusia merupakan proses yang panjang, perusahaan seyogyanya memulai pengembangan sumber daya manusia lebih awal sekiranya terdapat prospek pertumbuhan dan perkembangan.dalam permintaan terhadap sumber daya manusia di masa depan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis Pekerjaan

KUALITAS LULUSAN