SAKRIAH AKKA

Menata hati tuk menjadi yang terbaik Tuk dirimu, keluargamu dan lingkunganmu Langkah demi langkah terasa berwarna Disitulah letak nuansa kehidupan itu Suka duka....sedih gembira...tertawa menangis...... adalah rangkaian bunga nan indah yang menghiasi hari - harimu. Tersenyumlah....... Pancarkan sinarmu..... Sonsong kesempatanmu..... Dan Hiduplah bahagia dengan menikmati Tiap detik kehidupanmu. Dearest....Sakriah Akka 

sepiku seperti senja getar seperti gerimis sore ini petir beradu kuat menyela senyum digetar bibir ketakutan mata indah meminta "ka'......antar aku pulang...." petir menyambar, guntur menggelegar Dahsyat mengalahkan ketakutanku sendiri apa yang terlintas seperti derasnya hujan dingin menyengat tubuh menyelutuk jemari pada dada tipis terbungkus embun kenapa lenganmu enggan melingkar disana atau tak ada lagi jemari yang dulu katamu hujan ini mengerikan entah kapan reda seperti celetuk petir yang tak tau rasa ini kapan akan berakhir seperti apa, jawabnya pada angin yang bawa hujan jauh meninggalkan bayang.                                                 Dedy'S.......2 jan 2013.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A.                 Kualitas Lulusan 1.       Pengertian Kualitas Lulusan Menurut Slamet dalam Idris (2005:53), berkaitan dengan mutu lulusan sekolah ( output ), dapat dijelaskan bahwa output sekolah dikatakan bermutu tinggi, jika prestasi sekolah khususnya prestasi belajar peserta anak didik, menunjukkan pencapaian yang tinggi dalam hasil kemampuan akademik, yaitu nilai ujian seperti Ujian Akhir Nasional (UAN) dan Ujian Akhir Sekolah (UAS). Sudradjad (2005:17) menyatakan pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang mampu menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan atau kompotensi, baik kompetensi akademik maupun kompetensi kejuruan, yang dilandasi oleh kompetensi personal dan sosial, serta nilai-nilai akhlak mulia, yang keseluruhannya merupakan kecakapan hidup ( life skill ), lebih lanjut Sudradjat megemukakan pendidikan bermutu  adalah pendidikan yang mampu menghasilkan manusia seutuhnya (manusia paripurna) atau manusia dengan pribadi yang integral

“ PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN MORAL ” BAB I PENDAHULUAN A.                  Latar Belakang Sejak dalam tahap-tahap pertama pertumbuhannya ilmu sudah di kaitkan dengan masalah-masalah moral namun dalam perspektif yang berbeda. Ketika Copernicus (1473-1543) mengajukan teorinya tentang kesemestaan alam dan menemukan bahwa “bumi yang berputar mengelilingi matahari” dan bukan sebaliknya seperti apa yang dinyatakan oleh ajaran agama, maka timbullah interaksi dan konflik antara ilmu dan moral (yang bersumber pada ajaran agama) yang berkonotasi metafisik. Secara metafisik ilmu ingin mempelajari alam sebagaimana adanya, sedangkan dipihak lain terdapat keinginan agar ilmu berdasarkan pada pernyataan-pernyataan (nilai-nilai) yang terdapat dalam ajaran-ajaran diluar bidang keilmuwan diantaranya agama. Konflik ini bukan saja terjadi dalam ilmu-ilmu alam namun juga dalam ilmu-ilmu sosial dimana berbagai ideologi mencoba mempengaruhi metafisik keilmuwan. Kejadian ini sering terulang,