Kinerja Guru



            Kinerja guru adalah prestasi yang dapat dicapai seseorang atau organisasi berdasarkan kriteria dan alat ukur tertentu. Parameter yang paling umum digunakan, menurut Drucker (1997:23) adalah efektivitas, efisiensi dan produktivitas. Hal ini sejalan dengan pandangan Sutermeister (1976:1) bahwa job performance (kinerja) sebagai human contributions to productivity. Lebih lanjut menurutnya ada tiga puluh dua variabel dalam diri manusia yang berkontribusi dengan mutu lulusan yang berarti kinerja merupakan faktor dominan dalam mutu lulusan suatu lembaga pendidikan. Kinerja guru adalah prestasi yang dapat ditunjukkan oleh guru. Ia merupakan hasil yang dapat dicapai dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya berdasarkan kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu yang tersedia. Wujud dari kinerja guru direalisasikan oleh kompetensi, yaitu (1) pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik; (2) kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik; (3) profesional akan kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam; dan (4) sosial adalah ekmampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar (pasal 8, UUGD 14/2005). Kinerja guru merupakan prestasi atau pencapaian hasil kerja yang dicapai guru berdasarkan standar dan ukuran penilaian yang ditetapkan. Standar dan alat ukur tersebut merupakan indikator untuk menentukan apakah seorang guru berkinerka tinggi atau rendah. Berdasarkan sifat dan jenis pekerjaannya, standar tersebut berfungsi pula sebagai alat ukur pertanggungjawaban. Sekurang-kurangnya ada tiga faktor situasional yang mempengaruhi job performance. Ketiga faktor yang dimaksud adalah : (a) abilities and skill, (b) role perceptions, dan (c) effort or motivation. Pendapat tersebut sepaham dengan konsep perubahan perilaku dari Cascio (1992:76) yang menyebutkan abilitas dan motivasi sebagai faktor – faktor yang berinteraksi dengan kinerja. Abilitas ditentukan dengan skill dan pengetahuan, sedangkan skill dipengaruhi oleh kecakapan, kepribadian, dan pengetahuan yang terbentuk oleh pendidikan, pengalaman, latihan, dan minat. Kinerja guru merupakan salah satu faktor penentu dalam emndukung pencapaian tujuan keberhasilan mutu lulusan sekolah. Jadi, kinerja guru menentukan mutu lulusan (Riduwan,2009:92).
             Kinerja guru adalah prestasi yang dapat dicapai seseorang atau organisasi berdasarkan kriteria dan alat ukur tertentu. Parameter yang paling umum digunakan, menurut Drucker (1997:23) adalah efektivitas, efisiensi dan produktivitas. Hal ini sejalan dengan pandangan Sutermeister (1976:1) bahwa job performance (kinerja) sebagai human contributions to productivity. Lebih lanjut menurutnya ada tiga puluh dua variabel dalam diri manusia yang berkontribusi pada produktifitas yang berarti kinerja merupakan faktor dominan dalam prosduktivitas suatu lembaga pendidikan, sedangkan menurut pendapat Stoner (1996) kinerja guru adalah prestasi yang dapat ditunjukkan oleh guru. Ia merupakan hasil yang dapat dicapai dalam melaksanakan tugas – tugas yang dibebankan kepadanya berdasarkan kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu yang tersedia. Wujud dari kinerja direalisasikan oleh kompetensi, yaitu (1) pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik; (2) kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik; (3) profesional akan kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam; dan (4) sosial adalah ekmampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar (pasal 8, UUGD 14/2005). Kinerja guru merupakan prestasi atau pencapaian hasil kerja yang dicapai guru berdasarkan standar dan ukuran penilaian yang ditetapkan. Standar dan alat ukur tersebut merupakan indikator untuk menentukan apakah seorang guru berkinerka tinggi atau rendah. Berdasarkan sifat dan jenis pekerjaannya, standar tersebut berfungsi pula sebagai alat ukur pertanggungjawaban. Sekurang-kurangnya ada tiga faktor situasional yang mempengaruhi job performance. Ketiga faktor yang dimaksud adalah : (a) abilities and skill, (b) role perceptions, dan (c) effort or motivation Cascio (1992:76). Selanjutnya Cascio menegaskan bahwa abilitas dan motivasi sebagai faktor – faktor yang berinteraksi dengan kinerja. Abilitas ditentukan oleh skill dan pengetahuan, sedangkan skill dipengaruhi oleh kecakapan, kepribadian, dan pengetahuan yang terbentuk oleh pendidikan, pengalaman, latihan dan minat. Kinerja guru merupakan salah satu faktor penentu dalam mendukung pencapaian tujuan keberhasilan sekolah (Riduwan, 2009:113-114).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis Pekerjaan

KUALITAS LULUSAN

Manajemen Sumber Daya Manusia