Teori Ilmu Sosial
SAKRIAH (G2C1 011 014) PPS Unhalu ADM. PEMBANGUNAN
1. Jelaskan pengertian teori social serta
perbedaan asumsi dasar paradigm fakta social dan paradigm devenisi social
terhadap hubungan posisional antara individu dan masyarakat.
Jawab:
Neuman mendefinisikan teori social adalah sebagai sebuah system dari
keterkaitan abstraksi atau ide – ide yang meringkas dan mengorganisasikan
pengetahuan tentang dunia social.Sedangkan teori itu sendiri adalah kebenaran
yang tidak terbantahkan, sebelum muncul teori baru yang dapat menumbangkan
teori tersebut.Keyakinan terhadap kebenaran teori ini menjadikan fungsi teori
adalah menjelaskan kebenaran dalam menerangkan suatu gejala yang dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah, karena didukung oleh fakta – fakta
empiric.
Paradigma fakta social meliputi teori
fungsionalisme structural, teori konflik, teori system, dan teori sosiologi
makro, sedangkan paradigma defenisi social meliputi teori aksi, teori
interaksionalisme simbolik dan fenomenologi.
Paradigma social merupakan kerangka
berfikir dalam masyarakat yang menjelaskan bagaimana cara pandang terhadap
fakta kehidupan social dan perlakuan terhadap ilmu atau teori yang ada.
Dalam paradigma fakta social, masyarakat
dipandang sebagai kenyataan atau fakta yang berdiri sendiri, terlepas dari
persoalan apakah individu – individu menyukainya atau tidak menyukainya.Masyarakat
dalam strukturnya, yaitu bentuk pengorganisasian, peranan – peranan dan apa
yang disebut sebagai pranata – pranata social, merupakan fakta yang terpisah
dari individu , namun mempengaruhi individu tersebut.
Emile Durkheim,dalam tulisannya
menerapkan paradigma fakta social yang menekankan corak obyektif hidup
bermasyarakat(Veeger, dkk.1992). Hidup social manusia adalah kenyataan yang
berdiri sendiri, yang tidak mungkin dapat dipahami hanya berdasarkan ciri –
ciri personal orang yang bersangkutan.Kehidupan social memiliki hukumnya,
dampaknya, dan akibatnya sendiri.Oleh karena itu sosiologi tidak dapat
dikembalikan kepada psikologi, walaupun dalam kenyataan ada fakta psikis,
tetapi juga ada fakta social.Durkheim tidak menyangkal bahwa hidup manusia yang
bersifat tunggal dan utuh ikut ditentukan oleh ciri – ciri personal. Namun
demikian dia juga menegaskan bahwa kesosialan hidup merupakan unsur otonom yang
setidaknya sama nyata seperti keindividualanya.
Paradigma defenisi social yang oleh max
weber dalam tesis yang dibuatnya menjadikan “tindakan yang penuh arti” dari
individu sebagai inti dari tesisnya. Tindakan social adalah tindakan individu
sepanjang tindakannya itu mempunyai makna atau arti subyektif bagi dirinya dan diarahkan kepada tindakan
orang lain. . sedangkan tindakan individu yang diarahkan kepada benda mati atau
obyek fisik semata tampa dihubungkannya dengan tindakan orang lain bukan
termasuk dalam tindakan social.
Tindakan
social yang dimaksudkan weber dapat berupa tindakan yang nyata - nyatadiarahkan
kepada orang lain. Juga dapat berupa tindakan yang bersifat “membatin” atau
bersifat subyektif yang mungkin terjadi karena pengaruh positif dan situasi
tertentu.Atau merupakan tindakan perulangan dengan sengaja sebagai akibat dari
pengaruh situasi yang serupa, bisa juga berupa persetujuan secara pasif dalam
situasi tertentu.
2.
Jelaskan pengertian individu dan masyarakat
dalam kaitannya dengan konsep subyektif dan obyektif serta beri contoh masing –
masing.
Jawab :
Individu dan masyarakat dalam konsep
pemahaman secara subyektif, merupakan suatu tindakan yang sangat menentukan kelangsungan
proses interaksi social. Baik bagi individu yang yang memberikan arti terhadap
tindakannya sendiri maupun bagi pihak lain yang akan menerjemahkan dan
memahaminya serta yang akan bereaksi atau bertindak sesuai yang dimaksudkan
oleh individu.
Schutz, menghususkan perhatiannya kepada
satu bentuk dari subyektifitas yang disebutnya, antar subyektifitas.Konsep ini
menunjuk kepada pemisahan keadaan subyektif atau secara sederhana menunjuk
kepada dimensi dari kesadaran umumke kesadaran khusus kelompok social yang
sedang berintegrasi.
Intersubyektifitas yang memungkinkan
pergaulan social itu terjadi, tergantung kepada pengetahuan tentang peranan
masing – masing yang diperoleh melalui pengalaman yang bersifat pribadi.Konsep
intersubyektifitas ini mengacu pada suatu kenyataan bahwa kelompok – kelompok
social saling menginterpretasikan tindakannya masing – masing dan pengalaman
mereka juga diperoleh melalui cara yang sama seperti yang dialami dalam
interaksi secara individual.
Pendekatan Obyektif dalam sosiologi
sudah dimulai oleh Durkheim, dengan menyatakan fakta social sebagai barang
sesuatu yang nyata.pendekatan ini mendesak para sosiolog untuk mengumpulkan
data secara obyektif tentang fakta social dengan mengurangi peranan kesan –
kesan dan ide sipeneliti sendiri tentang kenyataan social.Namun pendekatan
obyektif yang digunakan dalam ilmu alam justru tidak akan mampu mengungkapkan
kenyataan social secara obyektif. Alasannya manusia yang menjadi obyek
penelitian bukan hanya sekedar obyek dalam dunia nyata tetapi sekaligus
merupakan pencipta dari dunianya sendiri.
3.
Jelaskan asumsi – asumsi teori structural
fungsionalisme dan bedakan dengan asumsi – asumsi teori konflik.
Jawab :
Asumsi dasar teori structural fungsional
adalah bahwa setiap struktur dalam system social, fungsional terhadap yang
lain, sebaliknya kalau tidak fungsional maka struktur itu tidak ada atau hilang
dengan sendirinya .Teori structural fungsional adalah sesuatu yang urgen dan
sangat bermamfaat dalam suatu kajian tentang analisa masalah social. Ini
disebabkan karena study struktur dan fungsi masyarakat merupakan sebuah masalah
sosiologis yang telah menembus karya – karya para pelopor ilmu sosiologi dan
para ahli teori kontemporer.
Robert K Merton, seorang yang telah
mengembangkan pernyataan mendasar dan jelas tentang teori – teori
fungsionalisme, telah mengutip tiga postulat yang ia kutip dari analisa
fungsional dan disempurnakannya, diantaranya ialah:
1.
Postulat
pertama, adalah kesatuan
fungsional masyarakat yang dapat dibatasi sebagai suatu keadaan dimana seluruh
bagian dari system social bekerjasama dalam suatu tingkatan keselarasan atau
konsistensi internal yang memadai, tampa menghasilkan konflik berkepanjangan
yang tidak dapat diatasi atau diatur. Atas postulat ini merton memberikan
koreksi bahwa kesatuan fungsional yang sempurna dari suatu masyarakat adalah
bertentangan dengan fakta. Hal ini disebabkan karena dalam kenyataannya dapat
terjadi sesuatu yang fungsional bagi suatu kelompok, tetapi dapat pula bersifat
disfungsional bagi kelompok yang lain.
2.
Postulat
kedua,yaitu fungsionalisme
universal yang menganggap bahwa seluruh bentuk social dan kebudayaan yan sudah
baku memiliki fungsi – fungsi positif, terhadap postulat ini dikatakan bahwa
sebetulnya disamping fungsi positif dari system social terdapat juga dwifungsi.
Beberapa perilak social dapat dikategorikan kedalam bentuk atau sifat disfungsi
ini. Dengan demikian dalam analisis keduanya harus dipertimbangkan.
3.
Postulat
ketiga, yaitu
indispensability yang menyatakan bahwa dalam setiap tipe peradaban, setiap
kebiasaan, ide, objek materill dan kepercayaan memenuhi beberapa fungsi
penting, memiliki sejumlah tugas yang harus dijalankan dan merupakan bagian
penting yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan system sebagai keseluruhan.
Menurut merton postulat yang ketiga ini masih kabur (dalam artian tidak
memiliki kejelasan), belum jelas apakah suatu fungsi merupakan keharusan.
Menurut Talcott Parsons structural
fungsional adalah teori yang dapat dengan jelas melakukan elaborasi secara
terstruktur, dan barulah kemudian membicarakan kaitan antara struktur dengan
fungsi.Pandangan person ini tampak dari penggunaan konsep abstrak tentang
‘system” yang diambil dari instilah empiric yang konvensional yaitu
masyarakat.Sehingga masyarakat dianggap sebagai suatu system social.
Sedangkan Teori konflik sebagian berkembang sebagai
reaksi terhadap fungsionalisme structural dan akibat berbagai kritik, yang
berasal dari sumber lain seperti teori Marxian dan pemikiran konflik social
dari Simmel. Marx berasusmsi bahwa satu-satunya konflik adalah konflik kelas
yang terjadi karena adanya pertentangan antara kaum pemilik sarana produksi
dengan kaum buruh. Marx membagi masyarakat dalam kelas borjuis dan proletar
sedangkan Danrendorf mebaginya menjadi : (1) terdiri atas kaum pemilik modal
(2) kaum eksklusif dan (3) tenaga kerja.
Asumsi Dahrendorf tentang masyarakat
ialah bahwa masyarakat setiap saat tunduk pada proses perubahan, dan pertikaian
serta konflik ada dalam system social juga berbagai elemen kemasyarakatan
memberikan kontribusi bagi disintegrasi dan perubahan. Bagi Danrendorf,
masyarakat memiliki dua wajah, yakni konflik dan consensus yang dikenal dengan
teori konflik dan teori consensus.
Sementara itu, Lewis A. Coser, melihat
katup penyelamat berfungsi sebagai jalan keluar yang meredakan permusuhan, yang
tampa itu hubungan – hubungan diantara pihak – pihak yang bertentangan akan
semakin menajam. Katup penyelamat (savety –value) ialah salah satu mekanisme
khusus yang dapat dipakai untuk mempertahankan kelompok dari kemungkinan
konflik social. Katup penyelamat merupakan sebuah institusi pengungkapan rasa
tidak puas atas sebuah system atau struktur
4.
Jelaskan hubungan system bertindak dengan
prasyarat fungsional (AGIL) dalam system social.
Jawab :
A-G-I-L (Adaptation, Goal-Attainment,
Integration, Latent Pattern Maintenance).
Adaptation, menunjuk pada keharusan bagi keluarga
untuk menghadapi lingkungannya.Ada dua hal yang perlu dibedakan, pertama, harus
ada suatu penyesuaian dari keluarga terhadap tuntutan kenyataan yang keras yang
tidak dapat diubah yang dating dari lingkungan. Kedua, ada proses transformasi
aktif dari sitasi itu. Ini meliputi penggunaan segi – segi dari situasi yang
dapat dimanipulasi sebagai alat untuk mencapai tujuan.
Goal-attainment,
merupakan prasyarat
fungsional bahwa tindakan harus diarahkan pada tujuan – tujuannya.Tujuan yang
dimaksud adalah tujuan bersama. Pencapaian maksud menjadi tujuan dan proses
penyesuaian diatas merupakan alat yang digunakan.
Integration,
merupakan prasyarat yang
berhubungan dengan interrelasi antara para anggota dalam keluarga.Supaya
keluarga dapat berfungsi secara efektif sebagai satu kesatuan, harus ada paling
kurang satu tingkat solidaritas diantara individu yang ada didalamnya.Masalah
integrasi menunjuk pada kebutuhan untuk menjamin bahwa ikatan emosional yang
cukup yang menghasilkan solidaritas dan kerelaan untuk bekerjasama.
Latent
Pattern Maintenance, Keluarga
harus berjaga – jaga bilamana system itu sewaktu – waktu tidak berjalan, dan
para angotanya tidak lagi bertindak atau berinteraksi sebagai anggota system.
Selama periode ini komitmen para anggota pada keluarga harus tetap utuh sehingga
pada waktu yang tepat peran – peran system dapat diaktifkan kembali dan
interaksi system diteruskan.
5.
Jelaskan perbedaan dasar pembentukan kelas
social antara Karl Marx dan Dahrendorf serta jelaskan pula alasan tidak
terjadinya revolusi proletar ala marx.
Jawab :
Karl Marx membagi masyarakat dalam kelas
borjuis dan proletar, sedangkan Danrendorf, terdiri atas kaum pemilik modal,
kaum eksklusif dan tenaga kerja. Hal ini membuat perbedaan terhadap bentuk –
bentuk konflik, dimana danrendrof menganggap bahwa bentuk konflik terjadi
karena adanya kelompok yang berkuasa atau dominasi (domination) dan yang
dikuasai (submission), maka jelas ada dua system kelas social yaitu mereka yang
berperan serta dalam struktur kekuasaan melalui penguasaan dan mereka yang tidak
berpartisipasi melalui penundukan.
Danrendorf memandang manusia sebagai
mahluk abstrak dan artifisial yang dikenal dengan sebutan “Homo sociologies”
dengan itu memiliki dua gambaran yakni citra moral dan citra ilmiah. Sedangkan
marx berasumsi bahwa satu – satunya konflik adalah konflik kelas yang terjadi
karena adanya pertentangan antara kaum pemilik sarana produksi dengan kaum
buruh.
Teori
Marx sendiri didasarkan atas dua kelas (Borjuis dan Proletar), dia tidak
melihat ada kelas lain di tengah-tengah masyarakat. (nantinya, menurut pikiran
Marx, jika revolusi proletariat terjadi akan menghancurkan kelas borjuis dan
menyisakan satu kelas saja yaitu kelas Proletar. Materialisme sejarah berhenti
setelah adanya ketiadaan kelas).Inilah alasan tidak terjadinya revolusi
proletar ala Marx.
Komentar
Posting Komentar