MATA DEWA KUTUKLAH AKU
Sebait
syair terlintas dari speaker note book di meja kecil bersanding secangkir teh
yang tersisa ampas.
Kau
ingin aku menulis untukmu.
Entah
sebait lagu atau puisi pintamu.
Sayang
semua akan berakhir tanpa awal.
Seperti
adanya sebait nada yang terlintas dan pergi.
Sia-sia
kau hapus nada itu
Karena
hanya akan membuatnya kembali terngiang.
Sampai
pada suatu akhir bait tanpa nada.
Ada
sepenggal cerita panjang
Terwakilkan
pada satu huruf terakhir.
Kupinta
padaNya tuk hapus bait itu.
Lepaskan
dari nada yang sumbang
Akupun
meminta
Lepaskan
tatap lelah dari pandangku.
Mata
Dewa kutuk aku atas bait terakhir yang mungkin terucap.
Atau
butakan aku setelah ucap bait itu.
Pada
akhir huruf terakhir
Mata
Dewa pandang aku dengan bijak.
By. Dedy’S
Komentar
Posting Komentar